Tenang-tenang sajalah…masih ada waktu tuk kita. Saantaai..santai sajalah…masih ada waktu tersisa.
Bahwa masa muda adalah masa buat happy-happy, yang penting tetep gaya, oke, pinter, dan gaul. Ya nggak ? Padahal, dibalik semua itu sebagai pemuda atau siapa pun yang masih mempunyai semangat dan jiwa muda kita punya tugas dan misi besar.
Bahwa masa muda adalah masa buat happy-happy, yang penting tetep gaya, oke, pinter, dan gaul. Ya nggak ? Padahal, dibalik semua itu sebagai pemuda atau siapa pun yang masih mempunyai semangat dan jiwa muda kita punya tugas dan misi besar.
Misi
yang jauh lebih besar dari misi-misi agen BIN,DS88,FBI,CIA, bahkan agen
Mossad yang tak pernah berhenti untuk menghancurkan umat Islam. Misi
yang langsung Allah berikan untuk kita.Misi untuk memberlakukan
hukum-hukumNya diseluruh penjuru dunia dan untuk mengalihkan manusia
dari penghambaan terhadap sesamanya. Juga untuk membebaskan umat manusia
dari alam yang sempit menuju alam bebas merdeka.
Misi
yang sesuai dengan sunatullah penciptaan manusia, yaitu untuk
mewujudkan ketaatan dan pengabdian kepada Allah serta untuk menyerahkan
diri sepenuhnya terhadap seluruh keputusanNya. Sebagai mana yang
dikatakan Allah dalam firmanNya :
" Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu." ( Adz Dzariyat : 56 )
Disadari
atau tidak masa muda adalah masa yang paling produktif bagi seorang
insan. Maka sangat disayangkan jika kita menyia-nyiakan begitu saja masa
muda kita. Masa disaat fisik kita masih sangat kuat, sel-sel otak kita
masih cerdas untuk menangkap materi-materi yang kita dapatkan, dan
terutama masa yg akan dimintai pertanggungjawabanNya.
Dengan misi yang teramat berat diatas sebagai seorang pemuda muslim kita harus memiliki lima macam kriteria yang harus kita yakini sepenuhnya, yaitu :
1. Iman yang kuat
Jagalah dalam hati kalian agar Iman tidak mudah goyah dan surut. Sesuai firman Allah dalam QS Al-Hujurat : 15.
Iman
yang kuat, seperti pohon yang akarnya menghujam kedalam tanah,
batangnya menjulang kuat, dan diantara daunnya yang rimbun akan
dihasilkan buah akhlaq dan amal yang manis rasanya. Maka inilah saatnya
memperkokoh iman kita. Mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan
yang akan selalu berputar dalam catatan kehidupan kita.
2. Keikhlasan yang Sungguh-sungguh
"
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam ( menjalankan ) agama dengan lurus,
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang
demikian itulah agama yang lurus."
( Al Bayinah : 5 )
( Al Bayinah : 5 )
Orang
mukmin yang lurus adalah jika pendorong agama didalam hatinya bisa
mengalahkan pendorong hawa nafsu, porsi akhirat bisa mengalahkan porsi
dunia, mementingkan apa yang ada disisi Allah dari pada apa yang ada
disisi manusia, menjadikan niat, perkataan dan amalnya bagi Allah,
menjadikan shalat, ibadah, hidup dan matinya bagi Allah, Rabb semesta
alam. Inilah ikhlas.Memang bukan hal yang mudah untuk diamalkan, tapi
keikhlasan adalah landasan dari amal yang kita kerjakan. Bukankah kita
tak ingin sekedar menabung kesia-siaan !
3. Tekad yang kuat tanpa rasa takut
"
(Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka
takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun)
selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan." (
Al Ahzab : 39 )
Saatnya
untuk membangkitkan hamasah ( semangat ) dan azam dalam hati kita. Untuk
tetap istiqomah dan memperbaiki diri agar menjadi insan-insan yang
unggul dan bermanfaat bagi sesamanya.Tanpa tekad yang kuat jangan
berharap kita akan dapat berubah dan meraih kemenangan.
4. Usaha yang berkesinambungan
Salah satu yang harus dipenuhi dalam mewujudkan misi kita ialah tidak mengenal rasa jenuh dan malas.
" Dan katakanlah :"Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, …" ( QS At Taubah : 105 )
Kemalasan
adalah faktor terbesar dari diri kita yang telah begitu lama membuat
kita lalai dan terbuai. Padahal tiap detik yang kita lalui akan selalu
tercatat dalam kitab amalan kita. Akan ada masa pertanggungjawaban,
siapkah kita, apa yang akan kita katakan saat Allah bertanya untuk apa
masa mudamu digunakan ?
5. Pengorbanan
Pengorbanan
adalah sesuatu yang wajar sebagai bukti kecintaan kita pada Allah.
Harta, jiwa, raga dan segala macam pengorbanan menjadi konsekuensi yang
logis bagi orang yang sedang gila cinta. Adik-adikku,karena itulah besar
kecil pengorbanan seorang mukmin juga menjadi tolak ukur seberapa besar
cinta dan keimanannya pada Allah dan Rasulnya.
Pada
dasarnya kelima kriteria di atas merupakan ciri khas orang-orang yang
menepati janjinya kepada Allah. Ingatlah, sesungguhnya landasan iman
adalah jiwa yang suci. Landasan keikhlasan adalah hati yang jernih.
Landasan tekad adalah semangat yang kuat membara. Landasan usaha ialah
kemauan yang keras dan landasan pengorbanan adalah aqidah yang kokoh.
Kini yang ada dihadapan kita adalah kenyataan bahwa umat Islam tengah berada di persimpangan jalan. Dunia Islam pada umumnya menghadapi benturan keras dari arus ideologi, pemikiran, moralitas, adat istiadat, kebudayaan, dan lain-lain.Mari kita berkaca diri, berapa banyak kita mendengarkan kaset-kaset barat dibandingkan kaset-kaset murotal. Atau berapa sering kita lebih memilih mode barat dibandingkan pakaian yang Islami. Maka tak dapat dipungkiri, bahwa kini masyarakat kita ( dan juga kita ) sedang sakit parah.
Kini yang ada dihadapan kita adalah kenyataan bahwa umat Islam tengah berada di persimpangan jalan. Dunia Islam pada umumnya menghadapi benturan keras dari arus ideologi, pemikiran, moralitas, adat istiadat, kebudayaan, dan lain-lain.Mari kita berkaca diri, berapa banyak kita mendengarkan kaset-kaset barat dibandingkan kaset-kaset murotal. Atau berapa sering kita lebih memilih mode barat dibandingkan pakaian yang Islami. Maka tak dapat dipungkiri, bahwa kini masyarakat kita ( dan juga kita ) sedang sakit parah.
Sakit
yang tidak hanya dapat disembuhkan dengan pemeriksaan fisik dan
pemberian terapi medikamentosa. Tapi sakit yang membutuhkan pengobatan
yang intensif untuk memulihkan kembali kesehatannya. Umat kita
mendambakan seorang yang dapat menggandeng tangannya untuk menuju ke
atas bahtera keselamatan untuk kemudian berlabuh di pantai kedamaian.
Umat kita membutuhkan penyelamatan, petunjuk dan perbaikan.Dan pemuda
muslim adalah satu-satunya tempat melabuhkan semua harapan. Pemuda
Islamlah penentu kebangkitan dan eksistensinya.
Maka
berilah qudwah ( panutan) yang baik kepada orang lain dalam segala
sesuatu. Dan mulailah dari diri kita ( ibda bi'nafsik ). Bangkitlah, dan
bercerminlah pada kader-kader mukmin yang digembleng Rasulullah di
Darul Arqom.Mereka adalah pemuda-pemuda yang tangguh. Dari tangan
merekalah terbit fajar Islam. Bagaimana tidak ? Pada waktu itu usia
Rasulullah sendiri pun baru menginjak empat puluh tahun ketika beliau
diangkat menjadi rasul. Sedangkan Abu Bakar pada waktu itu berusia tiga
tahun lebih muda dari usia Nabi Saw. Bahkan Umar bin Khattab masih
berusia 27 tahun dan Ali ra adalah orang termuda dari keempat khalifah
tersebut. Juga para mujahid yang tangguh, seperti Abdullah bin Mas'ud,
Abdul Rahman bin Auf, Al Arqam bin Arqam, dan puluhan bahkan ratusan
pemuda lainnya.
Dalam
mengemban risalah dawah, mereka dengan tabah menanggung siksaan. Mereka
rela berkorban demi lancarnya perjuangan Siang dan malam berusaha keras
mewujudkan kemenangan gemilang serta keeksistensian Islam. Bagaimana
dengan kita? Perbaikan diri bagaimana pun harus dimulai dari diri kita
sendiri, sebelum kita menyeru orang lain dan mengajak sebanyak mungkin
saudara-saudara kita menuju surga. Maka inilah saatnya kita mulai tiap
detik selangkah lebih baik !
Janji
Allah pasti akan terwujud, bahwa Islam akan kembali berjaya. Maka
seperti yang dikatakan oleh Ulama mesir bahwa "Umat harus bangkit. Namun
aset umat ini untuk kembali bangkit telah terkuras habis, kecuali satu :
itulah pemuda." Ya, inilah saatnya bagi kita untuk bangkit, untuk
senantiasa berada dalam garis keseimbangan antara amal, akal, dan
ruhiyah . Pilihan kini berada ditangan kita, untuk menjadi umat
pengganti atau yang tergantikan ???
Wallahu alam bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar