Minggu, Maret 10, 2013

Simian Line

Lagi penasaran sama simian line atau garis tangan yang lurus. soalnya ane punya garis tangan yg kaya gitu dua2nya lagi :) .
images
contoh tangan simian line
Simian Line atau Single Palmar Crease. Dia bisa ada di kedua tangan, maupun di salah satu tangan. Kelainan ini ditemukan pada sekitar 4 persen orang bule, sementara orang Asia jumlahnya sekitar 14 persen. Sementara di seluruh dunia, mereka yang punya simian lines ini cuma sekitar 3 persen, dan kebanyakan ditemukan pada laki-laki ketimbang perempuan.
Tapi apa makna kelainan itu? Ada dua versi penjelasan yang berhasil saya temukan.
Versi pertama dari sisi ilmu membaca garis tangan alias palmistry
 
Dari sisi ini, orang yang memiliki simian line ibarat pedang bermata dua. Menyatunya garis kepala dan garis hati konon menunjukkan bahwa orang tersebut susah memisahkan antara emosi (garis hati) dan rasio (garis kepala). Di satu sisi orang seperti ini bisa punya kemampuan kuat untuk memfokuskan diri pada satu hal tertentu, namun di sisi lain punya kecenderungan untuk melakukan sesuatu tanpa pikir panjang, hiper aktif, agresif dan cenderung tidak sabaran. Karena kemampuannya untuk terfokus pada satu hal, seringkali orang dengan simian lines mudah mencapai apa yang sudah menjadi keinginannya. Namun demikian di sisi lain ia juga sering menghadapi lebih banyak cobaan dibandingkan orang kebanyakan. Karena itulah ia disebut bak pedang bermata dua. Bisa merugikan sekali, tapi juga bisa menguntungkan sekali.
Karena itulah, konon lagi, dengan karakteristiknya ini orang dengan simian lines banyak mengubah dunia baik untuk kebaikan maupun untuk keburukan. Beberapa tokoh dunia seperti PM Inggris Tony Blair, mantan PM Rusia Nikita Kruschev, penulis John Steinbeck dan Henry Miller katanya punya garis tangan seperti ini. Namun disisi lain lagi, banyak tokoh radikal yang dilahirkan dunia dari kalangan pemilik garis tangan simian lines, termasuk diantaranya para pencandu narkoba kelas berat dan juga pembunuh. Sayang saya tidak menemukan nama orang yang masuk kategori radikal ini. Ya mungkin karena tidak ada yang berani memeriksa garis tangan seorang radikal, hehehe…
Namun, mungkin ini pula alasan mengapa ada beberapa orang yang mengaku punya kemampuan membaca garis tangan, menasihati saya agar jangan menggunakan tangan kiri saya untuk memukul orang. Soalnya sakit banget, hehehe…
Versi kedua dari sisi medis
 
Konon ada banyak studi yang mengaitkan garis tangan jenis simian lines ini dengan kondisi medis tertentu yang masuk kategori abnormal, termasuk kasus-kasus kelainan seperti Down Syndrome dan Fetal Alcohol Syndrome. Namun menurut sebuah survei yang pernah dilakukan oleh seorang ahli palmistry, ada lebih banyak orang simian lines yang tidak memiliki kelainan medis. Ya, mungkin.. ini mungkin lho.. mungkin karena orang dengan garis simian line ini hidupnya cenderung ekstrim, sehingga nasibnya pun cenderung ekstrim. Sekali apes, apes banget, sekali bagus, bagus banget.
Kelebihan garis tangan simian adalah :
•    cuma ada 3% di dunia yang punya garis tangan itu
•    jika fokus pada satu hal, maka dia akan lebih sukses dibanding pemilik garis tangan lain
•    orang-orang simian termasuk tabah menjalani cobaan hidup
•    tapi hati-hati konon kabarnya mudah terkena penyakit jantung
•    yupz, orang simian mempunyai intuisi lebih bagus dibanding lainnya
•    garis tangan ini spesial, banyak orang-orang sukses dengan garis tangan seperti ini
Ini adalah suatu garis di telapak tangan yang memiliki garis lurus yang tidak putus, hingga akhir. Menurut penelitian para ilmuwan di dunia, garis tangan ini ada sekitar 3% di seluruh dunia hingga saat ini. Beberapa perbedaan mendasar terhadap garis tangan pada umumnya, dengan garis tangan Simian Line adalah karekter sifat yang dibentuk.
Tapi bagi orang yang memiliki garis tangan Simian Line, menurut kepercayaan Jawa kuno memiliki hidup yang berkecukupan dalam kehidupannya kelak. Bahkan banyak yang yang meramal kalau tipe Simian Line adalah jenis yang sangat setia terhadap pasangannya di kemudian hari. Tapi saya sebagai salah satu orang Simian Line berpendapat semua anugerah & karunia Tuhan yang diberikan kepada manusia, pada dasar memiliki kelebihan & kekurangan masing-masing. Itu semua kembali kepada setiap individu yang mengolah semua yang di berikan Tuhan kepada mereka. Garis tangan simian berbentuk lurus, karena garis itu merupakan perpaduan dari garis hati dan garis kepala di telapak tangan. Orang-orang normal selalu punya dua garis major horizontal terpisah, nah itu adalah garis kepala dan garis hati. Orang-orang simian menyatukan garis-garis itu.
Jadi orang-orang ini akan sangat sangat sangat sukses jika dia bekerja atau berkarir di bidang yang hatinya senangi. Kalo sebaliknya, dia akan terpuruk banget. Orang simian ini ekstrim, sekalinya baik, baik banget, sekalinya jahat, jahat banget, sekalinya pinter, ya di atas rata-rata. Sekalinya bego ya bego banget.
Orang simian kebanyakan menyukai hal-hal unik dan beda dari yang lain. Orang simian secara intuitif pasti akan ketemu orang simian lainnya, entah itu hubungan keluarga, teman, pacar, rekan bisnis. Kalau mereka sudah ketemu, kebanyakan hubungan mereka langgeng dan positif.
Sumber:

KELUARGA QUR’ANI DIMULAI DARI RUMAH

Jakarta, 24 Rabiul Akhir 1434/5 Maret 2013 (MINA) -
Wirianingsih, ibu dari 10 anak yang semuanya hafal Al-Quran mengatakan dalam Dialog Islamic Book Fair (IBF) ke-12 di Jakarta, Selasa (5/3), bahwa keluarga Qurani dimulai dari rumah tiap muslim.
“Masyarakat muslim hendaknya mengondisikan rumahnya agar akrab dengan Al-Quran,” ujar Wirianingsih dalam dialog Islam bertema “Membangun Keluarga Islami Yang Berakhlaqul Qur’ani”.
Menurut doktor alumni UI tersebut, tingginya kasus kriminalitas  yang menimpa anak remaja masa kini,  disebabkan kurang perhatiannya pendidikan di rumah sebagai tameng utama bagi anak.
Wirianingsih mencontohkan, mayoritas keluarga muslim Indonesia biasa mengajarkan anak mereka mengaji Al-Quran. Namun, di sisi lain membiarkan anal-anaknya tersebut menonton film yang tidak bermanfaat atau mendengar lagu yang melalaikan.
Ia menjelaskan, tugas orang tua sebagai pendidik dan tentunya sebagai muslim adalah mengenalkan putera-puterinya untuk lebih dekat dengan Al-Quran, bukan malah ikut-ikutan dalam kebiasaan jelek.
“Setelah ngaji, orang tua sendiri bersama anaknya malah ikut nonton sinetron yang tidak bermanfaat,” katanya.
Hal serupa disampaikan pemerhati pendidikan, Iffah Ainun Rohmah, Rita dan Ratu Erma yang hadir sebagai pembicara dalam kegiatan tahunan tersebut.
Iffah mengatakan, peran penting perkembangan anak sholeh ada pada orang tuanya, bukan tugas sekolah maupun menyalahkan teman-teman pergaulannya.
Oleh karena itu pendidikan rumah atau home schooling terhadap anak dapat dilakukan jauh sebelum anak itu lahir. Malah direncanakan orang tua saat ibu mengandung, katanya.
Pembicara lain, dr. Rita, mengatakan, ada empat tingkatan pendidikan keluarga yang Qurani, yaitu mulai dari keluarga, sosial, sekolah, hingga negara.
“Semua pihak setuju, keluargalah poin paling dasar untuk itu semua,” tandasnya.
Islamic Book Fair
Islamic Book Fair (IBF) merupakan pameran buku tahunan yang diselenggarakan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), disuguhkan dengan nuansa Islami. Kali ini adalah IBF ke-12 berlangsung di Istora Gelora Bung Karno Jakarta, 1-10 Maret 2013 .
IBF bertema “Menuju Umat Berkarakter Qurani”  menghadirkan penampilan pendidikan (edutainment) berbasis Islami, mulai dari perlombaan nasyid, lomba debat Islami, studi Islam, dan lomba matematika anak Muslim.
IBF dibuka Jum’at (1/3) oleh Menteri Koordinator Perekonomian M. Hatta Rajasa. Dalam sambutannya, Hatta Radjasa mengatakan, event seperti Islamic Book Fair merupakan salah satu media untuk mencetak generasi unggul yang siap berkompetisi.
“Masyarakat unggul adalah masyarakat yang siap berkompetisi dalam situasi apapun, dan bibit-bibit masyarakat unggul bisa dihasilkan dari kegiatan seperti Islamic Book Fair,” katanya.(L/P03/P08/R1).
Mi’raj News Agency (MINA)

Imam Malik (93 – 179 H)

Beliaulah cikal bakal madhzab Maliki. Imam Malik yang bernama lengkap Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al Asbahi, lahir di Madinah pada tahun 93 H/712 M dan wafat tahun 179 H/796 M. Berasal dari keluarga Arab terhormat, berstatus sosial tinggi, baik sebelum maupun sesudah datangnya Islam. Tanah asal leluhurnya adalah Yaman, namun setelah nenek moyangnya menganut Islam, mereka pindah ke Madinah. Kakeknya, Abu Amir, adalah anggota keluarga pertama yang memeluk agama Islam pada tahun 2 H. Saat itu, Madinah adalah kota ‘ilmu’ yang sangat terkenal.
Kakek dan ayahnya termasuk kelompok ulama hadits terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam Malik tak berniat meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah kota dengan sumber ilmu yang berlimpah lewat kehadiran ulama-ulama besarnya.

Kendati demikian, dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja. Menurut satu riwayat, sang imam sampai harus menjual tiang rumahnya hanya untuk membayar biaya pendidikannya. Menurutnya, tak layak seorang yang mencapai derajat intelektual tertinggi sebelum berhasil mengatasi kemiskinan. Kemiskinan, katanya, adalah ujian hakiki seorang manusia.
Karena keluarganya ulama ahli hadits, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran hadits kepada ayah dan paman-pamannya. Kendati demikian, ia pernah berguru pada ulama-ulama terkenal seperti Nafi’ bin Abi Nuaim, Ibnu Syihab az Zuhri, Abul Zinad, Hasyim bin Urwa, Yahya bin Said al Anshari, dan Muhammad bin Munkadir. Gurunya yang lain adalah Abdurrahman bin Hurmuz, tabi’in ahli hadits, fikih, fatwa dan ilmu berdebat; juga Imam Jafar Shadiq dan Rabi Rayi.
Dalam usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam dunia pendidikan. Tidak kurang empat khalifah, mulai dari Al Mansur, Al Mahdi, Hadi Harun, dan Al Ma’mun, pernah jadi murid Imam Malik. Ulama besar, Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’i pun pernah menimba ilmu dari Imam Malik. Belum lagi ilmuwan dan para ahli lainnya. Menurut sebuah riwayat disebutkan murid terkenal Imam Malik mencapai 1.300 orang.
Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, ketentraman, dan rasa hormat murid kepada gurunya. Prinsip ini dijunjung tinggi olehnya sehingga tak segan-segan ia menegur keras murid-muridnya yang melanggar prinsip tersebut. Pernah suatu kali Khalifah Mansur membahas sebuah hadits dengan nada agak keras. Sang imam marah dan berkata, ”Jangan melengking bila sedang membahas hadits Nabi.”
Ketegasan sikap Imam Malik bukan sekali saja. Berulangkali, manakala dihadapkan pada keinginan penguasa yang tak sejalan dengan aqidah Islamiyah, Imam Malik menentang tanpa takut risiko yang dihadapinya. Salah satunya dengan Ja’far, gubernur Madinah. Suatu ketika, gubernur yang masih keponakan Khalifah Abbasiyah, Al Mansur, meminta seluruh penduduk Madinah melakukan bai’at (janji setia) kepada khalifah. Namun, Imam Malik yang saat itu baru berusia 25 tahun merasa tak mungkin penduduk Madinah melakukan bai’at kepada khalifah yang mereka tak sukai.
Ia pun mengingatkan gubernur tentang tak berlakunya bai’at tanpa keikhlasan seperti tidak sahnya perceraian paksa. Ja’far meminta Imam Malik tak menyebarluaskan pandangannya tersebut, tapi ditolaknya. Gubernur Ja’far merasa terhina sekali. Ia pun memerintahkan pengawalnya menghukum dera Imam Malik sebanyak 70 kali. Dalam kondisi berlumuran darah, sang imam diarak keliling Madinah dengan untanya. Dengan hal itu, Ja’far seakan mengingatkan orang banyak, ulama yang mereka hormati tak dapat menghalangi kehendak sang penguasa.
Namun, ternyata Khalifah Mansur tidak berkenan dengan kelakuan keponakannya itu. Mendengar kabar penyiksaan itu, khalifah segera mengirim utusan untuk menghukum keponakannya dan memerintahkan untuk meminta maaf kepada sang imam. Untuk menebus kesalahan itu, khalifah meminta Imam Malik bermukim di ibukota Baghdad dan menjadi salah seorang penasihatnya. Khalifah mengirimkan uang 3.000 dinar untuk keperluan perjalanan sang imam. Namun, undangan itu pun ditolaknya. Imam Malik lebih suka tidak meninggalkan kota Madinah. Hingga akhir hayatnya, ia tak pernah pergi keluar Madinah kecuali untuk berhaji.
Dalam sebuah kunjungan ke kota Madinah, Khalifah Bani Abbasiyyah, Harun Al Rasyid (penguasa saat itu), tertarik mengikuti ceramah al Muwatta’ yang diadakan Imam Malik. Untuk hal ini, khalifah mengutus orang memanggil Imam.
”Rasyid, leluhur Anda selalu melindungi pelajaran hadits. Mereka amat menghormatinya. Bila sebagai khalifah Anda tidak menghormatinya, tak seorang pun akan menaruh hormat lagi. Manusia yang mencari ilmu, sementara ilmu tidak akan mencari manusia,” nasihat Imam Malik kepada Khalifah Harun.
Sedianya, khalifah ingin jamaah meninggalkan ruangan tempat ceramah itu diadakan. Namun, permintaan itu tak dikabulkan Malik. ”Saya tidak dapat mengorbankan kepentingan umum hanya untuk kepentingan seorang pribadi.” Sang khalifah pun akhirnya mengikuti ceramah bersama dua putranya dan duduk berdampingan dengan rakyat kecil.
Pengendalian diri dan kesabaran Imam Malik membuat ia ternama di seantero dunia Islam. Pernah semua orang panik lari ketika segerombolan Kharijis bersenjatakan pedang memasuki masjid Kuffah. Tetapi, Imam Malik yang sedang shalat tanpa cemas tidak beranjak dari tempatnya. Mencium tangan khalifah apabila menghadap di baliurang sudah menjadi adat kebiasaan, namun Imam Malik tidak pernah tunduk pada penghinaan seperti itu. Sebaliknya, ia sangat hormat pada para cendekiawan, sehingga pernah ia menawarkan tempat duduknya sendiri kepada Imam Abu Hanifah yang mengunjunginya.
Beliau wafat pada tahun 179 hijrah ketika berumur 86 tahun dan meninggalkan 3 orang putera dan seorang puteri.
***
Kitab Al Muwatta’
Al Muwatta’ adalah kitab fikih berdasarkan himpunan hadits-hadits pilihan. Santri mana yang tak kenal kitab yang satu ini. Ia menjadi rujukan penting, khususnya di kalangan pesantren dan ulama kontemporer. Karya terbesar Imam Malik ini dinilai memiliki banyak keistimwaan. Ia disusun berdasarkan klasifikasi fikih dengan memperinci kaidah fikih yang diambil dari hadits dan fatwa sahabat.
Menurut beberapa riwayat, sesungguhnya Al Muwatta’ tak akan lahir bila Imam Malik tidak ‘dipaksa’ Khalifah Mansur. Setelah penolakan untuk ke Baghdad, Khalifah Al Mansur meminta Imam Malik mengumpulkan hadits dan membukukannya. Awalnya, Imam Malik enggan melakukan itu. Namun, karena dipandang tak ada salahnya melakukan hal tersebut, akhirnya lahirlah Al Muwatta’. Ditulis di masa Al Mansur (754-775 M) dan baru selesai di masa Al Mahdi (775-785 M).
Dunia Islam mengakui Al Muwatta’ sebagai karya pilihan yang tak ada duanya. Menurut Syah Walilullah, kitab ini merupakan himpunan hadits paling shahih dan terpilih. Imam Malik memang menekankan betul terujinya para perawi. Semula, kitab ini memuat 10 ribu hadits. Namun, lewat penelitian ulang, Imam Malik hanya memasukkan 1.720 hadits. Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dengan 16 edisi yang berlainan. Selain Al Muwatta’, Imam Malik juga menyusun kitab Al Mudawwanah al Kubra, yang berisi fatwa-fatwa dan jawaban Imam Malik atas berbagai persoalan.
Imam Malik tak hanya meninggalkan warisan buku. Ia juga mewariskan mazhab fikih di kalangan Islam Sunni, yang disebut sebagai Mazhab Maliki. Selain fatwa-fatwa Imam Malik dan Al Muwatta’, kitab-kitab seperti Al Mudawwanah al Kubra, Bidayatul Mujtahid wa Nihaayatul Muqtashid (karya Ibnu Rusyd), Matan ar Risalah fi al Fiqh al Maliki (karya Abu Muhammad Abdullah bin Zaid), Asl al Madarik Syarh Irsyad al Masalik fi Fiqh al Imam Malik (karya Shihabuddin al Baghdadi), dan Bulgah as Salik li Aqrab al Masalik (karya Syeikh Ahmad as Sawi), menjadi rujukan utama mazhab Maliki.
Di samping sangat konsisten memegang teguh hadits, mazhab ini juga dikenal amat mengedepankan aspek kemaslahatan dalam menetapkan hukum. Secara berurutan, sumber hukum yang dikembangkan dalam Mazhab Maliki adalah Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah SAW, amalan sahabat, tradisi masyarakat Madinah (amal ahli al Madinah), qiyas (analogi), dan al maslahah al mursalah (kemaslahatan yang tidak didukung atau dilarang oleh dalil tertentu).
Mazhab Maliki pernah menjadi mazhab resmi di Mekah, Madinah, Irak, Mesir, Aljazair, Tunisia, Andalusia (kini Spanyol), Marokko, dan Sudan. Kecuali di tiga negara yang disebut terakhir, jumlah pengikut mazhab Maliki kini menyusut. Mayoritas penduduk Mekah dan Madinah saat ini mengikuti Mazhab Hanbali. Di Iran dan Mesir, jumlah pengikut Mazhab Maliki juga tidak banyak. Hanya Marokko saat ini satu-satunya negara yang secara resmi menganut Mazhab Maliki.
Sumber: http://www.kotasantri.com/galeria.php?aksi=DetailArtikel&artid=170

Sumayyah binti Khayyat

Dialah Sumayyah binti Khayyat, hamba sahaya dari Abu Hudzaifah bin Mughiroh. Beliau dinikahi oleh Yasir, seorang pendatang yang kemudian menetap di Mekkah sehingga tidak ada kabilah yang dapat membela, menolak dan mencegah kezaliman atas dirinya, karena dia hidup sebatang kara. Posisinya menjadi sulit dibawah naungan aturan yang berlaku pada masa Jahiliyah.
Begitulah Yasir mendapatkan dirinya menyerahkan perlindungannya kepada Bani Makhzum. Beliau hidup dalam kekuasaan Abu Huzaifah. Dia akhirnya dinikahkan dengan budak wanita bernama Sumayyah, tokoh yang kita bicarakan ini. Beliau hidup bersamanya dalam suasana yang tenteram. Tidak berselang lama dari pernikahan tersebut, merekapun dikaruniai dua orang anak, yaitu ‘Ammar dan Ubaidullah
Tatkala ‘Ammar hampir menjelang dewasa dan sempurna sebagai seorang laki-laki beliau mendengar agama baru yang didakwahkan oleh Muhammad bin Abdullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam kepada beliau. Maka berfikirlah ‘Ammar bin Yasir sebagaimana yang difikirkan oleh penduduk Mekkah, sehingga kesungguhan beliau di dalam berfikir dan lurusnya fitrah beliau, menggiringnya untuk memeluk Dienul Islam.
‘Ammar kembali ke rumah dan menemui kedua orang tuanya dalam keadaan merasakan lezatnya iman yang telah terpatri dalam jiwanya.
Beliau menceritakan kejadian yang beliau alami hingga pertemuannya dengan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, kemudian menawarkan kepada keduanya untuk mengikuti dakwah yang baru tersebut. Ternyata Yasir dan Sumayyah menyahut dakwah yang penuh berkah tersebut dan bahkan mengumumkan keislamannya sehingga Sumayyah menjadi orang ketujuh yang masuk Islam.
Dari sinilah dimulai sejarah yang agung bagi Sumayyah yang bertepatan dengan permulaan dakwah Islam dan sejak fajar terbit untuk pertama kalinya.
Bani Makhzum mengetahui akan hal itu, karena ‘Ammar dan keluarganya tidak memungkiri bahwa mereka telah masuk Islam bahkan mengumumkan keislamannya dengan kuat sehingga orang-orang kafir menyikapinya dengan menentang dan memusuhi mereka.
Bani Makhzum segera menangkap keluarga Yasir dan menyiksa mereka dengan bermacam-macam siksaan agar mereka keluar dari dien mereka. Mereka memaksa dengan cara menyeret mereka ke padang pasir tatkala cuaca sangat panas dan menyengat. Mereka membuang Sumayyah ke sebuah tempat dan menaburinya dengan pasir yang sangat panas, kemudian meletakkan diatas dadanya sebongkah batu yang berat, akan tetapi tiada terdengar rintihan ataupun ratapan melainkan ucapan Ahad….Ahad…., beliau ulang-ulang kata tersebut sebagaimana yang diucapkan juga oleh Yasir, ‘Ammar dan Bilal.
Suatu ketika Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam menyaksikan keluarga muslim tersebut yang tengah tersiksa secara kejam, maka beliau menengadahkan tangannya ke langit dan berseru :
“Bersabarlah keluarga Yasir karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah surga”
Sumayyah mendengar seruan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bertambah tegar dan optimis dengan kewibawaan imannya. Dia mengulang-ulang dengan berani: “Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah dan aku bersaksi bahwa janjimu adalah benar”.
Sehingga bagi beliau kematian adalah sesuatu yang sepele dalam rangka memperjuangkan aqidahnya. Di hatinya telah dipenuhi kebesaran Allah ‘Azza wa Jalla, maka dia menganggap kecil setiap siksaan yang dilakukan oleh para Thaghut yang zhalim, yang mana mereka tidak kuasa menggeser keimanan dan keyakinannya sekalipun hanya satu langkah semut.
Sementara Yasir telah mengambil keputusan sebagaimana yang dia lihat dan dia dengar dari istrinya. Sumayyah pun telah mematrikan dalam dirinya untuk bersama-sama dengan suaminya meraih kesuksesan yang telah dijanjikan oleh Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam.
Tatkala para Thaghut telah berputus asa mendengar ucapan yang senantiasa diulang-ulang oleh Sumayyah maka musuh Allah, Abu jahal melampiaskan keberangannya kepada Sumayyah dengan menusukkannya sangkur yang berada dalam genggamannya ke tubuhnya. Maka terbanglah nyawa beliau dari raganya yang beriman dan bersih. Dan beliau adalah wanita pertama yang syahid dalam Islam. Beliau gugur setelah memberikan contoh yang baik dan mulia bagi kita dalam hal keberanian dan keimanan, yang mana beliau telah mengerahkan segala apa yang beliau miliki, dan menganggap remeh kematian dalam rangka memperjuangkan imannya. Beliau telah mengorbankan nyawanya yang mahal dalam rangka meraih keridhaan Rabb-nya. “Dan mendermakan jiwa adalah puncak tertinggi dari kedermawanan”.
(Diambil dari buku Mengenal Shahabiah Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam dengan sedikit perubahan, penerbit Pustaka AT-TIBYAN)