Konperensi Pers
Persiapan untuk memaklumkan Jama'ah Hizbullah ini ke Dunia Islam telah dilakukan oleh Imaam Wali Al-Fattaah dan seluruh makmumnya. Dalam musyawarah di Cideng Timur 53, Jakarta, Imaam Wali Al-Fattaah menentukan hari, tanggal dan bulan yang tepat, Insya ALLAH, pada Hari Raya Kurban atau Iedul Adha 10 Dzulhijjah 1372 H bertepatan dengan 20 Agustus 1953 M.
Undangan-undangan telah disampaikan kepada para 'alim 'ulama, zu'ama, pemuka-pemuka masyarakat, organisasi-organisasi maupun kepada para pejabat pemerintah serta pemimpin-pemimpin media massa (media-media pers).
Delapan hari menjelang akan dimaklumkan, Jama'ah Muslimin (Hizbullah) mengadakan konperensi pers di Jakarta. Kepada Pers. Hadir wartawan-wartawan dari berbagai massmedia, antara lain dari Kantor Berita Nasional ANTARA dan kantor berita asing.
Dalam konperensi pers itu Imaam Wali Al Fattaah menjelaskan tentang Al- Jama'ah sebagai bentuk kemasyarakatan Islam dan Hizbullah sebagai nama sifat dan sikap dari Al Jama'ah itu, yaitu Jama'ah Muslimin, dan tentang sejarah timbul tenggelamnya Al Jama'ah itu hingga ditetapi kembali pada awal tahun 1372 H/1953 M. dan pemaklumannya secara luas pada Hari Raya Iedul Adha 1372 H.
Tanya jawab antara Wali Al Fattaah dan wartawan-wartawan berlangsung seputar bentuk kemasyarakatan Islam itu, dihadiri oleh amir-amir majelis Kutab (Kyai Sulaiman Masulili), majelis Ukhuwwah (Amin Basha), majelis Da'wah dan Tabligh (Zainul Maliki), majelis Maaliyah (M. Bakri Qamar), serta Dewan Imaamah dan ikhwan lainnya.
Berikut berita yang disiarkan oleh ANTARA, Suara Merdeka Semarang, Kedaulatan Rakjat, Kengpo, dll.
SUARA MERDEKA SMG., REBO 12 AGUST.1953. TAHUN KE VIII No. 148: Lain Dulu Lain Sekarang. "Hizbullah" Jg Didirikan Sekarang Berlainan Dgn Organisasi Bersendjata "Hizbullah" Dulu. Hizbullah Adalah Organisasi Islam Jang Lebih Prinsipieel: Keterangan Wali Al Fatah.
SEBAGAI PENDJELASAN mengenai berita tentang akan didirikannja organisasi Islam "Hizbullah", diterangkan oleh Wali Alfatah sebagai salah seorang pengambil inisiatif dari pembentukan organisasi tsb., bahwa organisasi "Hizbullah"jang akan didirikan itu adalah merupakan suatu organisasi agama Islam, dan berlainan dengan organisasi bersendjata diwaktu djaman Republik dulu. Organisasi tsb. tidak akan menjebut dirinja sebagai suatu partai politik. Menurut Wali Alfatah sebagai tudjuan usaha dari organisasi ini, ialah terutama untuk menindjau dan menjelesaikan segala sesuatu dari sudut agama Islam.
Penindjauan dan penjelesaian masalah tadi akan bersifat lebih prinsipieel (dari sudut Islam) daripada apa jang sampai sekarang dilakukan oleh organisasi2 lainnja. Organisasi "Hizbullah" ini dalam usaha2-nja akan sangat mengutamakan soal2 ber- hubungan dengan tudjuan2 sutji, kata Wali Alfatah. Nama "Hizbullah" diambil karena maknanja jang baik ditindjau dari sudut Agama.
"Hizbullah" berarti: golongan atau partai Allah.
Selandjutnja diterangkannja, bahwa "Hizbullah" tak akan dapat menjetudjui adanja pertengkaran antara partai2 Islam. "Hizbullah" didalam lingkungan Muslimin akan berdiri ditengah2 antara lain2 golongan. Segala sesuatunja mengenai "Hizbullah" akan dijelaskan lebih mendalam dlm rapat pertemuan pembentukan organisasi ini dengan resmi, pada tg.19/20 Agustus nanti di Adhuc stad, Djakarta. Demikian Wali Alfatah. (Antara).
Harian Umum KENGPO Djakarta, 12 Agustus 1953:
Tudjuan Hizbullah
WALI AL-FATTAH, Imam Gerakan Islam "HIZBULLAH", organiasi jang berdirinja akan diresmikan pada hari Rebo malam Kamis tg. 19/20 bulan ini di Adhuc Stat Djakarta, mendjawab pertanjaan kita, menerangkan: bahwa "HIZBULLAH" bukanlah organisasi bersendjata jang dahulu pernah didirikan jang kemudian disatukan didalam TNI, bukan pula sebuah Partai Politik, melainkan sebuah Gerakan Islam jang bermaksud mengamalkan adjaran2 Islam itu di dalam peri kehidupan, sebagaimana pedomannja telah djelas termaktub didalam Al-Qur'an dan ditjontohkan oleh Muhammad Rasulullah s.a.w.
Mengingat arti "HIZBULLAH", jalah golongan atau partai ALLAH, jang djuga nama itu termaktub didalam Al-Quraan, maka sendirinja didalam menghadapi pelbagai kehidupan dan persoalan wadjiblah setjara principieel.
Dalam menghadapi masjarakat Islam misalnja, "HIZBULLAH" dengan pedoman Agamanja tidak nanti dapat menjetudjui pertengkaran-pertengkaran diantara mereka sendiri, demikian rupa hingga kesatuan Ummat menjadi retak,berpetjah-belah, hingga dengan mudahnja mereka dapat di-adu-dombakan oleh lain2 pihak.
Demikianlah keterangan Wali Al-Fattah didalam kata penutupnja, dan pendjelasan2 jang lebih mendalam dan luas akan diuraikan pada pertemuan peresmian berdirinja Gerakan tsb. Sebagaimana waktu dan tempatnja telah diterangkan diatas. (Kengpo)
Demikian antara lain berita yang disuarakan oleh media pers tentang akan dimaklumkannya Jama'ah Muslimin (Hizbullah). Kalimat didirikannja organisasi Islam "Hizbullah", berdirinja, adalah dari pihak media-media pers tersebut.
Dalam pada itu, kaum Muslimin yang telah menetapi Al-jama'ah tersebut mempersiapkan segala sesuatunya untuk acara pemakluman di Adhuc Stat, Jalan Taman Suropati, Jakarta, yang belakangan menjadi gedung Bapenas.
Persiapan-persiapan dilakukan dengan sebaik-baiknya, dan undangan-undangan dikirimkan kepada para pemuka dan ulama serta para pejabat Pemerintah di Jakarta khususnya dan mereka yang berada di daerah-daerah lainnya. Undangan-undangan itu telah dikirimkan sebelum konperensi pers itu berlangsung dan setelahnya. "Kita mempersiapkan acara itu dengan sebaik-baiknya," kata Muhyiddin Hamidy yang pada tahun itu 1372 H (1953 M) berusia 19 tahun.
Sebagian besar kaum Muslimin yang berbai'at menetapi Al-Jama'ah itu terdiri atas pemuda-pemuda Muslimin antara 13-19 tahun. Sedang Imaam Wali Al-Fattaah berusia 45 tahun, lebih muda beberapa tahun daripada Syaikh Muhammad Ma'sum.
Dimaklumkan ke Dunia Islam
Dalam gema Takbir
اللهُ أَكْبَرُ، أَللهُ أَكْبَرُ، لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ هُوَ اللهُ أَكْبَرُ، أَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْ
Pada Hari Raya Iedul Adha, Hari Nahar, Rabu, 10 Dzulhijjah 1372 H. (20-08-1953 M.), Jama'ah Muslimin (Hizbullah) dimaklumkan di Jakarta dan disiarkan ke Dunia Islam; kemudian diumumkan dalam suatu acara besar yang diselenggarakan di Adhuc Stat (sekarang Bappenas), Jalan Taman Suropati, No.1, Jakarta, Rabu malam, di hadapan para undangan yang terdiri dari wakil-wakil organisasi-organisasi dan orang-orang terkemuka di kalangan Ummat Islam, serta para wartawan dari berbagai massmedia, cetak maupun elektronik (RRI).
Ditetapinya Jama'ah Muslimin (Hizbullah) diberitakan oleh media-media Pers di Indonesia, antara lain RRI, Suara Medeka Semarang, Harian Umum Daulat Rakjat Yogyakarta, Kengpo Jakarta, Harian Umum Pedoman Jakarta, Mimbar Indonesia Jakarta, dan lain-lain. Berikut pemberitaan dari Mimbar Indonesia, Jum'at, 21 Agustus 1953 M. (dikutip sesuai ejaan lama yang dipakaipada waktu itu. Kalimat "berdirinya Hizbullah" dalam pemberitaan pers itu adalah dari media-media pers):
Mimbar Indonesia, Djum'at 21 AGUSTUS 1953. Hizbullah berpihak pada kaum jang dla'if :
Rabu malam bertempat digedung Adhuc Stat, Djakarta, Wali al Fattaah selaku Imam telah mengumumkan berdirinja "Hizbullah" (Jama'ah Muslimin (Hizbullah)-pen-di Djakarta, dihadapan para undangan jang terdiri dari wakil2 oranisasi2 dan orang2 terkemuka dikalangan Islam. Diantara hadirin kelihatan anggota2 parlemen, Isa Anshary dan Nur Ibrahim. Sebelum pengumuman tersebut Wali al Fattaah membentangkan dengan pandjang lebar kedudukan Islam dalam masjarakat semendjak Nabi Muhammad serta sifat2 dan keteguhan penganutnya.
Wali Al Fattaah menerangkan, bahwa kedjatuhan orang2 Islam jang tiada mendjalankan aturan2 agama Islam dengan sesungguhnja, bukanlah dapat dinamakan, bahwa golongan2 jang lain jang bukan Islam lebih berdjaja dari umat Islam jang besar takwanja. Pembitjara mengatakan selandjutnja, bahwa pahlawan2 Indonesia seperti Imam Bondjol, Diponegoro, Teuku Umar dll.,adalah penganut2 Islam jang sungguh2.
Tauchidnja lebih tinggi dari kebanjakan orang dan beliau2 itu mengabdikan diri kepada Allah, segala tudjuan perdjoangannja diarahkan kepada Tuhan jang Satu.
Dengan demikian bangsanja, tanah airnja, malah dirinja sendiri terbawa ketingkat jang lebih tinggi, demikian Imam Hizbullah tersebut.
Pedoman dan pengurusnja.
Dalam pengumuman diterangkan, bahwa perkumpulan tersebut berpedoman pada Al Qur'an dan Sunnatu-rasulillah dan berdjoang karena Allah, dengan Allah, untuk Allah ber-sama2 segenap kaum Muslimin menudju kedjajaan dan kebahagiaan dunia dan achirat.
Lain dari pada itu diumumkan pula, bahwa Hizbullah berpihak pada kaum jg dla'if (yakni orang2 jang lapar, lemah, tertindas, teraniaja) guna menegakkan keadilan. Sikapnja terhadap golongan2 lain adalah tegak berdiri didalam lingkungan kaum Muslimin,di-tengah2 antara lain2 golongan.
Selandjutnja terhadap bangsa2 lain menolak tiap2 fitnah pendjadjahan dan kezaliman sesuatu bangsa atas bangsa jang lain dan mengusahakan ta'aruf (kedamaian) antara bangsa2.
Susunan pengurus pusat jang berkedudukan di Djakarta adalah:
Wali al Fattaah – Imam, S. Masulili – Madjelis Kuttaab, M. Bakri Qamar – Majelis Malijah, Amin Basha – Madjelis Uchuwwah dan Zainul Maliki – Madjelis Da'wah dan Tabligh.
Selandjutnja dapat diterangkan bahwa menurut keterangan jang didapat oleh PIA Wali al Fattah adalah residen jg. diperbantukan pada kementerian dalam negeri mengepalai bagian politik. ***
Harian Umum PEDOMAN, 21 Agustus 1953. "Hizbullah" berdiri Djakarta, 20-8 (Pedoman)
Bertepatan dengan malam hari raja Idul Adha jl, bertempat di gedung Adhuc Stat telah diresmikan berdirinja gerakan Islam "Hizbullah" jang berpusat di Djakarta.
Peresmian itu mendapat kunjungan jang memuaskan dari pemuka2 Islam.
Oleh Wali Alfattah dibentangkan dengan pandjang lebar arti Hizbullah jg tertera dalam Qur'an dan sedjarahnja dimasa2 jang lalu, dan menghubungkannja dengan keadaan di Indonesia. Penentangan terhadap imperialisme di Indonesia dilakukan
oleh ummat Islam sudah sedjak sebelum tahun 1945. Selandjutnja Wali Alfatah menundjukan kepada bakti kepada Allah.
Dalam maklumat jang dibatjakan a.l. dikatakan, bahwa Hizbullah berjuang karena Allah, dgn Allah dan untuk Allah dan menetapkan langkah asasi sbb.: 1. Pandangan, pendirian dan sikap: Jakin bahwa berpegang teguh dan ta'at melaksanakan Al-Qur'an dan Sunnatu-Rasulillah adalah sumber dari pada segala kedjajaan. 2. Uchuwah Islamijah: Kesatuan bulat bagi seluruh Muslimin jang tidak dapat dibagi2 dan diadudombakan. 3. Kemasjarakatan: Berpihak pada kaum jang dla'if (lapar, lemah, tertindas, teraniaja) dalam mempertegak
keadilan. 4. Terhadap golongan lain : Tegak berdiri didalam lingkungan kaum Muslimin, di tengah2 antara lain2 golongan, menjeru kepada kebaikan, menjuruh kepada kebadjikan dan menegah dari perbuatan mungkar. 5. Menolak tiap2 fitnah pendjadjahan dan kezaliman sesuatu bangsa atas bangsa jang lain dan mengusahakan ta'aruf antara bangsa2.
Susunan pengurus Hizbullah ialah: Imam Wali Alfatah dan selandjutnja duduk S. Masulili, M. Bakri Qamar, Amin Basha dan Zainul Maliki. ***
Harian Umum KENG PO Jakarta, 21 Agustus 1953: Berdirinja "Hizbullah"
Rabu malam bertempat di Adhuc Stat Wali Al Fatah selaku Imam telah mengumumkan berdirinja "Hizbullah" di Djakarta. Diantara hadirin kelihatan Kiai Isa Anshary dan Nur Ibrahim.
Wali Alfatah membentangkan dengan pandjang lebar kedudukan Islam dalam masjarakat semendjak Nabi Muhammad serta sifat2 dan keteguhan penganutnja.
Tentang berdirinja Hizbullah diterangkan perkumpulan tsb. berpedoman pada Al Qur'an dan Sunnatu-rasulillah dan berdjoang karena Allah, dengan Allah, untuk Allah bersama segenap kaum Muslimin menudju kedjajaan dan kebahagiaan dunia dan achirat. ***
Demikian pemberitaan-pemberitaan suratkabar-surat kabar di Jakarta tentang telah ditetapinya Al-Jama'ah sebagai bentuk kemasyarakatan Islam. Pada waktu itu secara umum dikenal dengan sebutan Hizbullah berbentuk Jama'ah. Pers menyebut Hizbullah, dan terkadang Jama'ah Hizbullah.
Berita tentang telah diwujudkannya Al Jama'ah telah menyebar ke seluruh penjuru Indonesia, dan bahkan ke Dunia Islam di luar Indonesia baik melalui radio maupun melalui kantor-kantor berita asing.
Dalam pada itu, Wali Al Fattaah beserta kaum Muslimin lainnya yang telah menetapi Jama'ah Muslimin (Hizbullah) bersyukur ke hadirat ALLAH Subhanahu wa Ta'ala dengan telah dimaklumkannya Al-Jama'ah itu secara luas setelah ditetapi kembali pada awal tahun 1372 H (1953 M). Semuanya itu adalah karunia ALLAH Ta'ala.
Seterusnya Imaam Wali Al Fataah beserta makmumnya yang jumlahnya masih sedikit seperti tersebut di atas terus melakukan pengajian (ta'lim) di berbagai tempat di Jakarta dan mendakwahkan Al-Jama'ah kepada sanak keluarga, sahabat, rekan, dan kaum Muslimin lainnya, untuk sama-sama memenuhi panggilan ALLAH hidup berjama'ah yang rahmat dan menjauhi kehidupan berfirqah-firqah yang azab.
Mereka yang telah menetapi Jama'ah Muslimin (Hizbullah) itu hidup mesra dalam persaudaraan yang ruhama-u bainahum dan memiliki jiwa-jiwa dengan militansi yang tinggi meskipun jumlah mereka sedikit. Wali Al Fattaah sebagai Imaam sangat sayang kepada makmumnya, dan makmumnya pun sayang kepada beliau dan menghormatinya. ***
S e r u a n ( D a k w a h )
Lima puluh dua (52) hari setelah dimaklumkan ke Dunia Islam, Jama'ah Muslimin (Hizbullah) mengeluarkan seruan kepada Ummat Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam agar lebih bertaqwa kepada ALLAH Subhanahu wa Ta'ala, berpegang pada Tali ALLAH dan menetapi Al-Jama'ah, Jama'ah Muslimin.
Seruan itu dikeluarkan setelah terjadi suatu peristiwa di Aceh (peristiwa "Tjot Djeumpa" dan "Peulot Leupang" (Aceh Besar) yang menelan banyak korban jiwa kaum Muslimin) dan peristiwa-peristiwa lain serupa dengan itu di Indonesia pada tahun 1372-1373 H (1953 M).
Berikut kutipan seruan itu yang disiarkan di Harian ABADI, No. 233, Tahun ke-III/Tahun Republik X, Senin, 4 Shafar 1373 H/12 Oktober 1953. Teks berita dalam ejaan lama.
Seruan "Hizbullah" dalam hadapi keadaan sekarang – Untuk Ummat Muhammad s.a.w.: berpegang pada "tali Allah". Oleh koresponden "ABADI" sendiri.
Djakarta, 12-10. DALAM suatu seruannja jang ditanda-tangani oleh ketua Madjelis Da'wah dan Tabligh, Pimpinan Pusat "Hizbullah" menjatakan, bahwa peristiwa Atjeh dan peristiwa2 lain serupa dengan itu "adalah satu titik di dalam rangkaian perkembangan sedjarah Nusa dan Bangsa Indonesia". Dalam menghadapi keadaan sekarang ini kita diserukan agar lebih bertaqwa kepada Tuhan.
Chusus buat Ummat Muhammad dikatakan pegangan sebaik2nja ialah "tali Allah". Didalam menghadapi perkembangan perkembangan sedjarah Nusa dan Bangsa selandjutnja, demikian seruan "Hizbullah" tsb., baik kiranya apabila dapat diwudjudkan suatu persatuan antara seluruh bangsa di atas dasar taqwa kehadirat Allah, menjeru kepada kebaikan, menjuruh pada perbuatan kebadjikan dan menolak kemungkaran".
Adapun chusus bagi Ummat Muhammad s.a.w., segenap kaum Muslimin, djangan hendaknja kehilangan tongkat untuk berpegang, tali untuk bertambat. Dan sebaik2 pegangan itu, ialah "tali Allah" sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa ta'ala dalam Al-Qur'an surat Ali-Imran ajat 101-102:
"Hai orang2 jang beriman, takutlah kamu kepada Allah dengan sebenar2nja. Kamu djangan mati hendaknya, melainkan di dalam Islam".
"Berpeganglah kamu sekalian kuat2 pada tali Allah, djanganlah bertjerai-berai; ingatlah kerunia Allah jang dilimpahkan atasmu ketika kamu bermusuh2an dahulunja, maka dipersatukannja hatimu memeluk agama Islam, dan djadi bersaudaralah kamu dengan ni'mat jang tersebut, ketika kamu sudah dekat ditepi lobang neraka, maka Allah melepaskan kamu dari padanja; demikianlah Allah menerangkan ajat2Nja kepada kamu, mudah2an kamu mendapat petundjuk".
Sabda Rasulullah s.a.w.:
"Hadits dikeluarkan oleh Sjaichani (Buchary dan Muslim) dari Abi Hurairah r.a.: "Barang siapa keluar dari ketha'atan dan mentjeraikan Djama'ah Muslimin lalu ia mati, matinya itu mati djahilijah".
Hadits diriwajatkan oleh Muslim dari Anas bin Malik r.a.:
"Djanganlah bentji membentji, dengki-mendengki dan bertjerai-berai, serta djadilah hamba2 Allah jang bersaudara."
Hadist diriwajatkan oleh Abu Daud dan Annasa'i dari Abi Dardaa r.a.:
"Maka wadjib atas kamu menggalang Djama'atul Muslimin, karena semestinja andjing hutan (serigala) menerkam (memakan) domba jang djauh bertjerai."
Semoga Allah Subhanahu wata'ala tetap melimpahkan keruniaNja, taufiq dan hidajahNya, pada mereka sekalian jang berbakti. Demikian seruan :Hizbullah" tsb. (Abadi).
Demikian seruan Jama'ah Muslimin (Hizbullah) secara terbuka untuk pertama kalinya setelah dimaklumkan, yang antara lain diekspose oleh Harian Abadi, Jakarta. Kongres Pemuda Islam
Menanggapi Kongres Pemuda Islam Indonesia, Nopember 1953, Wali Al-Fattaah dalam percakapannya dengan wartawan kantor berita APB Jakarta mengatakan, agar para pemuda Islam harus dapat mengoreksi terhadap organisasi yang dianutnya masing-masing. Karena tidaklah mungkin mereka mendapat apa yang dinamakan "Mardhotillah" jika mereka tidak cepat-cepat kembali memegang teguh tuntunan Agamanya, ialah "Al-Qur'an " dan "Sunnah" Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Dalam hubungan ini Wali Al-Fattaah mengingatkan, bahwa setiap perubahan kemasyarakatan senantiasa didahului dengan perubahan-perubahan cara berfikir.
Wali Al-Fattaah selanjutnya mengatakan bahwa sistem kemasyarakatan yang dilaksanakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah mencukupi semua syarat-syarat yang dapat membawa Ummat pada kejayaan. Kesemuanya itu, menurut Wali Al-Fattaah, dapat dipahami, jika kita semua mau menelaah sejarah perjuangan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam semenjak beliau masih berada di Mekkah hingga hijrah ke Madinah. Demikian kantor berita APB Jakarta dalam beritanya, 12 Nopember 1953 (No.257.th.ke.VIII). ***
Sejak saat itu dakwah secara terbuka pun terus dilakukan, baik melalui ta'lim-ta'lim maupun melalui massmedia untuk mengajak kaum Muslimin bermasyarakat Wahyu, melaksanakan Syariat Islam dalam kehidupan berjama'ah.
Dalam pada itu, Wali Al-Fattaah dan makmum memperhatikan dan masalah-masalah yang menyangkut nasib kaum Muslimin di dunia yang masih terjajah di bawah penjajahan kuffar Barat (Imprialisme, Kolonialisme) maupun Timur (Komunisme).
Jama'ah Muslimin (Hizbullah) pada awal-awal perwujudannya menjadi titik perhatian media-media pers karena dianggap sangat memperhatikan perkembangan Muslimin baik di Indonesia maupun di luar Indonesia.
Perhatian yang besar dari Pers itu juga dzahirnya karena figur Wali Al-Fattaah sebagai salah seorang tokoh pemimpin Ummat Islam dan tokoh perjuangan kemerdekaan di Indonesia sejak zaman penjajahan Kolonial Belanda maupun setelah kemerdekaan. Lebih dari itu, semuanya itu adalah karena ALLAH menghendaki demikian untuk bersinarnya "Nur Islam" (cahaya Islam) dengan telah diwujudkannya AL-JAMA'AH yang diperintahkan ALLAH dan Rasul-Nya kepada orang-orang yang beriman untuk menetapinya. Sendirinya, Insya ALLAH, dengan hidup berjama'ah yang rahmat itu ALLAH memberikan pertolongan dan kekuatan.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَدُ اللهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ . (الحديث رواه الترمذى جزء 4 صفحة 466، والنسائى جزء 3 صفحه 84-85 )
Dari Ibnu 'Abbas rodliallahu 'anhu, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam: "Tangan ALLAH itu beserta Jama'ah." (Hadits Riwayat At-Turmudzi, Juz 4, halaman 466; An-Nasa'i, juz 3, halaman 84-85)
Wali Al Fattaah mengatakan: "Jadi, ALLAH memberikan kekuatan atau kesentausaan kepada kaum Muslimin itu, apabila kaum Muslimin itu ber-"JAMA'AH", bukan kalau masih berkelompok, bersyerikat dan lain-lain. Tangan ALLAH atau Kekuatan ALLAH beserta Al-JAMA'AH itu mengandung rupa-rupa di sana, yang di antaranya adalah Ridha ALLAH dan Rahmat ALLAH hanya akan disertakan kepada "AL-JAMA'AH", lain tidak." (Wali Al-Fattaah, Al-Jama'ah Sebagai Bentuk Kemasyarakatan Islam). *** (Ridwan Syah/YM/ 1430). (Insya ALLAH, bersambung... ).
2 komentar:
Mohon Abu Azi bisa menjelaskan syarat-syarat Imam menurut al-Qur'an dan al-Sunnah juga pemahaman salafus sholeh.
Abu Qoyyim
dibales dong komentarnya ...
Posting Komentar