Minggu, Mei 06, 2012

Fitnah Akhir Zaman (Bagian 1)

Fitnah Akhir zaman

Hadits Dari Shahabat Hudzaifah Radhiyallahu 'Anhu

Nash Hadits :

"Artinya : Dari Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu ‘Anhu berkata : Manusia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena khawatir jangan-jangan menimpaku. Maka aku bertanya ; Wahai Rasulullah, sebelumnya kita berada di zaman Jahiliyah dan keburukan, kemudian Allah mendatangkan kebaikan ini. Apakah setelah ini ada keburukan ? Beliau bersabda : 'Ada'. Aku bertanya : Apakah setelah keburukan itu akan datang kebaikan ?. Beliau bersabda : Ya, akan tetapi didalamnya ada dakhanun. Aku bertanya : Apakah dakhanun itu ?. Beliau menjawab : Suatu kaum yang menjalankan sunnah dengan selain sunnahku dan memberi petunjuk dengan selain petunjukku. Jika engkau menemui mereka maka ingkarilah. Aku bertanya : Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan ?. Beliau bersabda : Ya, da'i - da'i yang mengajak ke pintu Jahannam. Barangsiapa yang mengijabahinya, maka akan dilemparkan ke dalamnya. Aku bertanya : Wahai Rasulullah, berikan ciri-ciri mereka kepadaku. Beliau bersabda : Mereka mempunyai kulit seperti kita dan berbahasa dengan bahasa kita. Aku bertanya : Apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menemuinya ?.

Beliau bersabda : Berpegang teguhlah pada Jama'ah Muslimin dan imamnya. Aku bertanya : Bagaimana jika tidak ada jama'ah maupun imamnya ? Beliau bersabda : Hindarilah semua firqah itu, walaupun dengan menggigit pokok pohon hingga maut menjemputmu sedangkan engkau dalam keadaan seperti itu". (Riwayat Bukhari VI615-616, XIII/35. Muslim XII/135-238 Baghawi dalam Syarh Sunnah XV/14. Ibnu Majah no. 3979, 3981. Hakim IV/432. Abu Dawud no. 4244-4247.Baghawi XV/8-10. Ahmad V/386-387 dan hal. 403-404, 406 dan hal. 391-399).

Yang Tersirat Dalam Hadits Ini Adalah :

1. Antara Sabilul Mu’minin (Periode Khair) Dan Sabilul Mujrimin (Periode Sar).

Penutup Para Nabi Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Alihi Wasalam tidak hanya mengajarkan Tentang Al Haq saja untuk mengikuti Sabilul Mu'minin (Sabiqunal Awwalun). Namun mengajarkan pula Tentang Al Bathil dan membuka tabir sejelas-jelasnya jalannya orang-orang yang suka berbuat dosa (Sabilul Mujrimin).

Allah berfirman.

"Artinya : Dan demikianlah, kami jelaskan ayat-ayat, supaya jelas jalannya orang-orang yang suka berbuat dosa". (Al-An'am : 55)

Karena kejelasan (istibanah) jalannya orang-orang yang suka berbuat dosa (sabilul Mujrimin) secara langsung berakibat pada jelasnya pula Sabilul Mu'minin. Oleh karena itu kejelasan Sabilul Mujrimin merupakan salah satu sasaran dari beberapa sasaran penjelasan ayat-ayat Allah Azza Wa Jalla. Karena ketidakjelasannya akan mengakibatkan keraguan dan ketidakjelasan Sabilul Muminin. Oleh karena itu,Pembukaan Tabir ketidakjelasannya adalah untuk menjelaskan keimanan, kebaikan dan kemaslahatan.

" Aku kenali keburukan tidak untuk berbuat buruk, akan tetapi untuk menjaga diri". "Barangsiapa yang tidak dapat membedakan antara kebaikan dan keburukan, maka akan terjerumus ke dalamnya".

Generasi Awwal umat ini -Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu 'anhu sgt Mengerti Akan Hal Itu. Sehingga ia berkata :

"Manusia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Alihi Wasalam tentang kebaikan (Al Khair), sedangkan aku bertanya tentang keburukan (Sar), karena khawatir akan terjerembab di dalamnya".

Masa Khair :

Adalah Masa Khair menurut hadits ini penjelasannya Sebagaimana berikut (berdasarkan Al Hadits lagi) :

Imam Ahmad meriwayatkan:

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ حَدَّثَنِي دَاوُدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْوَاسِطِيُّ حَدَّثَنِي حَبِيبُ بْنُ سَالِمٍ عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ كُنَّا قُعُودًا فِي الْمَسْجِدِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ بَشِيرٌ رَجُلًا يَكُفُّ حَدِيثَهُ فَجَاءَ أَبُو ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيُّ فَقَالَ يَا بَشِيرُ بْنَ سَعْدٍ أَتَحْفَظُ حَدِيثَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْأُمَرَاءِ فَقَالَ حُذَيْفَةُ أَنَا أَحْفَظُ خُطْبَتَهُ فَجَلَسَ أَبُو ثَعْلَبَةَ فَقَالَ حُذَيْفَةُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ

Telah berkata kepada kami Sulaiman bin Dawud al-Thayaalisiy; di mana ia berkata, "Dawud bin Ibrahim al-Wasithiy telah menuturkan hadits kepadaku (Sulaiman bin Dawud al-Thayalisiy). Dan Dawud bin Ibrahim berkata, "Habib bin Salim telah meriwayatkan sebuah hadits dari Nu’man bin Basyir; dimana ia berkata, "Kami sedang duduk di dalam Masjid bersama Nabi saw, –Basyir sendiri adalah seorang laki-laki yang suka mengumpulkan hadits Nabi saw. Lalu, datanglah Abu Tsa’labah al-Khusyaniy seraya berkata, "Wahai Basyir bin Sa’ad, apakah kamu hafal hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Alihi Wasalam yang berbicara tentang para pemimpin? Hudzaifah menjawab, "Saya hafal khuthbah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Alihi Wasalam." a) Hudzaifah berkata, "Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Alihi Wasalam bersabda, "Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya….

Masa Khairnya : Masa Nubuwwah dan Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah. Masa Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah adalah 30 tahun (kesimpulan As Sunnah Ash Shahihah)… Di Awwali Pembaitan Abu Bakar Ash Shiddiq (Tarikh Tsaqifah Bani Sa’adah) hg Wafat nya Shahabat Ali Bin Abi Thalib Radhiallahu ‘anhum Para pemegang sistem Kekhilafahan tersebut dinamakan Khulafaur Rasyidin Al MAhdiyyin. (Masa ini disebut Kekhalifahan ORTODOKS versi Orientalis>< Rasulullah menyebutnya dengan Khair=Zaman Keemasan Muslimin).

b) Adalah Jaminan Al Khair Dari Rasulullah berdasarkan Hadits Tentang Ikhtilafan Katsiran:

Wajibnya Mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa alihi wasalam Dan Sunnah Khulafaur Rasyidin Al Mahdiyyin….

“ …. Fa’alaikum bi sunnatii wa sunnatil Khulafaur Rasyidin Al Mahdiyyin….”

c) Banyaknya ayat-ayat Al Qur an dan As Sunnah Ash Shahihah yang mendukung Masa Khair ini.

• Masa Sar :

Masa Sar pertama adalah saat-saat terjadinya perpecahan didalam tubuh Muslimin denagn diawali adanya dua pembai’atan khalifah dalam satu Masa. Ya’ni pada masa Kekhalifahan Ali Bin Abi Thalib dan Shahabat Muawwiyah Bin Abu Sofyan. (Catatan: Penjelasan Sar nya pada Masa dan Perpecahannya, Sebab biar bagaimanapun Shahabat Ali Bin Abi Thalib maupun Muawwiyah Bin Abu Sofyan Radhiallahu ‘anhuma adalah shahabat-shahabat Rasulullah yang kebaikannya diabadikan oleh Allah Subhanahu wata’ala dalam Al Qur an dan juga As Sunnah Ash Shahihah, Mencelanya pun adalah terdapat ancaman yang serius).

Banyak ayat-ayat Al Qur-an dan juga As Sunnah Ash Shahihah yang menjelaskan tentang Buruk dan di Larangnya Perpecahan beserta ancaman-ancamannya (Wa’i).


Tidak ada komentar: