Jakarta, 24 Rabiul Akhir 1434/5 Maret 2013 (MINA) -
Wirianingsih, ibu dari 10 anak yang semuanya hafal Al-Quran mengatakan dalam Dialog Islamic Book Fair (IBF) ke-12 di Jakarta, Selasa (5/3), bahwa keluarga Qurani dimulai dari rumah tiap muslim.
“Masyarakat muslim hendaknya mengondisikan rumahnya agar akrab dengan Al-Quran,” ujar Wirianingsih dalam dialog Islam bertema “Membangun Keluarga Islami Yang Berakhlaqul Qur’ani”.
Menurut doktor alumni UI tersebut, tingginya kasus kriminalitas yang menimpa anak remaja masa kini, disebabkan kurang perhatiannya pendidikan di rumah sebagai tameng utama bagi anak.
Wirianingsih mencontohkan, mayoritas keluarga muslim Indonesia biasa mengajarkan anak mereka mengaji Al-Quran. Namun, di sisi lain membiarkan anal-anaknya tersebut menonton film yang tidak bermanfaat atau mendengar lagu yang melalaikan.
Ia menjelaskan, tugas orang tua sebagai pendidik dan tentunya sebagai muslim adalah mengenalkan putera-puterinya untuk lebih dekat dengan Al-Quran, bukan malah ikut-ikutan dalam kebiasaan jelek.
“Setelah ngaji, orang tua sendiri bersama anaknya malah ikut nonton sinetron yang tidak bermanfaat,” katanya.
Hal serupa disampaikan pemerhati pendidikan, Iffah Ainun Rohmah, Rita dan Ratu Erma yang hadir sebagai pembicara dalam kegiatan tahunan tersebut.
Iffah mengatakan, peran penting perkembangan anak sholeh ada pada orang tuanya, bukan tugas sekolah maupun menyalahkan teman-teman pergaulannya.
Oleh karena itu pendidikan rumah atau home schooling terhadap anak dapat dilakukan jauh sebelum anak itu lahir. Malah direncanakan orang tua saat ibu mengandung, katanya.
Pembicara lain, dr. Rita, mengatakan, ada empat tingkatan pendidikan keluarga yang Qurani, yaitu mulai dari keluarga, sosial, sekolah, hingga negara.
“Semua pihak setuju, keluargalah poin paling dasar untuk itu semua,” tandasnya.
Islamic Book Fair
Islamic Book Fair (IBF) merupakan pameran buku tahunan yang diselenggarakan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), disuguhkan dengan nuansa Islami. Kali ini adalah IBF ke-12 berlangsung di Istora Gelora Bung Karno Jakarta, 1-10 Maret 2013 .
IBF bertema “Menuju Umat Berkarakter Qurani” menghadirkan penampilan pendidikan (edutainment) berbasis Islami, mulai dari perlombaan nasyid, lomba debat Islami, studi Islam, dan lomba matematika anak Muslim.
IBF dibuka Jum’at (1/3) oleh Menteri Koordinator Perekonomian M. Hatta Rajasa. Dalam sambutannya, Hatta Radjasa mengatakan, event seperti Islamic Book Fair merupakan salah satu media untuk mencetak generasi unggul yang siap berkompetisi.
“Masyarakat unggul adalah masyarakat yang siap berkompetisi dalam situasi apapun, dan bibit-bibit masyarakat unggul bisa dihasilkan dari kegiatan seperti Islamic Book Fair,” katanya.(L/P03/P08/R1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Wirianingsih, ibu dari 10 anak yang semuanya hafal Al-Quran mengatakan dalam Dialog Islamic Book Fair (IBF) ke-12 di Jakarta, Selasa (5/3), bahwa keluarga Qurani dimulai dari rumah tiap muslim.
“Masyarakat muslim hendaknya mengondisikan rumahnya agar akrab dengan Al-Quran,” ujar Wirianingsih dalam dialog Islam bertema “Membangun Keluarga Islami Yang Berakhlaqul Qur’ani”.
Menurut doktor alumni UI tersebut, tingginya kasus kriminalitas yang menimpa anak remaja masa kini, disebabkan kurang perhatiannya pendidikan di rumah sebagai tameng utama bagi anak.
Wirianingsih mencontohkan, mayoritas keluarga muslim Indonesia biasa mengajarkan anak mereka mengaji Al-Quran. Namun, di sisi lain membiarkan anal-anaknya tersebut menonton film yang tidak bermanfaat atau mendengar lagu yang melalaikan.
Ia menjelaskan, tugas orang tua sebagai pendidik dan tentunya sebagai muslim adalah mengenalkan putera-puterinya untuk lebih dekat dengan Al-Quran, bukan malah ikut-ikutan dalam kebiasaan jelek.
“Setelah ngaji, orang tua sendiri bersama anaknya malah ikut nonton sinetron yang tidak bermanfaat,” katanya.
Hal serupa disampaikan pemerhati pendidikan, Iffah Ainun Rohmah, Rita dan Ratu Erma yang hadir sebagai pembicara dalam kegiatan tahunan tersebut.
Iffah mengatakan, peran penting perkembangan anak sholeh ada pada orang tuanya, bukan tugas sekolah maupun menyalahkan teman-teman pergaulannya.
Oleh karena itu pendidikan rumah atau home schooling terhadap anak dapat dilakukan jauh sebelum anak itu lahir. Malah direncanakan orang tua saat ibu mengandung, katanya.
Pembicara lain, dr. Rita, mengatakan, ada empat tingkatan pendidikan keluarga yang Qurani, yaitu mulai dari keluarga, sosial, sekolah, hingga negara.
“Semua pihak setuju, keluargalah poin paling dasar untuk itu semua,” tandasnya.
Islamic Book Fair
Islamic Book Fair (IBF) merupakan pameran buku tahunan yang diselenggarakan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), disuguhkan dengan nuansa Islami. Kali ini adalah IBF ke-12 berlangsung di Istora Gelora Bung Karno Jakarta, 1-10 Maret 2013 .
IBF bertema “Menuju Umat Berkarakter Qurani” menghadirkan penampilan pendidikan (edutainment) berbasis Islami, mulai dari perlombaan nasyid, lomba debat Islami, studi Islam, dan lomba matematika anak Muslim.
IBF dibuka Jum’at (1/3) oleh Menteri Koordinator Perekonomian M. Hatta Rajasa. Dalam sambutannya, Hatta Radjasa mengatakan, event seperti Islamic Book Fair merupakan salah satu media untuk mencetak generasi unggul yang siap berkompetisi.
“Masyarakat unggul adalah masyarakat yang siap berkompetisi dalam situasi apapun, dan bibit-bibit masyarakat unggul bisa dihasilkan dari kegiatan seperti Islamic Book Fair,” katanya.(L/P03/P08/R1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar